Rabu, 05 Februari 2014

Bangunlah Tuan !!!


Apakabarmu tuan??
Sudahkah engkau terbangun dari tidurmu..?
Tuan bangunlah!! Jangan Engkau asyik sendiri dengan mimpi-mimpinmu,
bagaimana jadinya nasib kami jika Engkau terus mengejar mimpi diantara gelimang kemewahan??
Akan di bawa kemana negeri ini jika anda terus terlalap dalam kelaparan rakyat jelata.
Tuan, adakalanya kita mendengar, berbicara dan menjerit sekali pun. Tapi jangan kau tafsirkan jeritan kami adalah suara mortir para agitator, jangan jadikan pembicaraan kami ini adalah insulin yang kotor, jangan jadikan pendengaran kami ini tuli, kami mendengar berita, kami melihat fakta, kami berbicara dengan kata-kata yang kau tafsirkan sebagai kudeta, bukan.. sekali lagi bukan Tuan, ini hanyalah serambi sanubari yang kami namakan jeritan hampa yang kau redam dengan dinding tebal bernama Dinasti Mimpi.. ini bukan mimpi, Tuan. Bangunlah Tuan!!!!
Tuan...
lihatlah akibat ulah kalian yg serakah, ulah para kaum teknokrat yang mengatasnamakan legitimasi dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, ternyata kami merasa belum menyentuh otak dengan keadilan bahkan jidat kami yang usang karena debu jalanan, bukankah begitu Tuan?
kami hanya bisa merenungi nasib, tapi kami tak pernah mati untuk berfikir dan bertindak..
sedangkan kaupun tertidur pulas ketika para perampok uang rakyat kabur ke luar negeri dengan bangganya mengupload photo dan inisial palsu. Bukankah begitu Tuan?
Bencana datang silih berganti, ia datang tak dijemput dan pulang tak diantar. Tuan, kau datang dengan hulu balangmu yang terlalu asyik menenggak pameo tenda yang tak sebanding dengan apa yang kau lihat..
Tiba-tiba hadir dan pergi begitu saja.
Berbagai fenomena alam seperti gunung meletus,gempa bumi,kekeringan, longsor dan kini banjir melanda hampir di seluruh pelosok negeri.
Iklim dan cuaca tidak begitu bersahabat, terasa begitu mudah dijumpai setiap saat di atas dunia ini. Kejadian- kejadian alam tersebut tidak mengenal daerah, negeri ataupun penduduk semuanya terjadi. Ini bukan rekayasa, tapi semestinya Tuan paham dengan sebuah slogan bahkan mantera Rasa, Rumangsa dan Pangrasa..
Ini sudah merupakan suatu pembuktian,
bahwa kalian tak pantas jadi pepimpin hanya pantas jadi seorang pemimpi yang suka menghaburkan uang negara,
apa ini yang sering kalian koar"kan sampai mulutmu berbusa??
katamu:
"Mari kita mewujudkan rakyat yang sejahtera makmur dan sentosa".



Sekarang bukalah matamu tuan,
bangunlah dari mimpi indahmu,
lihat...!!!kelaparan sentiasa membayangi kami,
anak-anak mengalami gizi buruk,
ribuan gedung sekolah,irigasi pertanian,infrastuktur jalan dan jembatan mengalami kerusakan parah.
Negeri ini sudah benar" berantakan tapi kami memilih untuk tetap setia pada negeri ini.. karena pada dasarnya pembangunan adalah membangun paradigma berfikir lalu kita pandirkan para koruptor, karena tak mau berfikir bagaimana nantinya…
Sakit...sakit hati kami tuan melihat kenyataan ini,
kalian seakan tak pernah menghargai cucuran air mata dan darah para pahlawan,
kalian seenaknya mempermainkan nasib anak" bangsa ini.
Hukum kalian permainkan juga,
hukuman bagi para koruptor,yang jelas" membuat kami menderita,
sangat amat begitu ringannya.
Rasa keadilan sosial nyata-nyata tercabik di depan mata.
Dengan kondisi buruk seperti ini, bagaimana akan mewujudkan kesejahteraan??

Tuan, kami ada karena kami berfikir..
Tuan, kami fakir tapi kami menolak untuk pandir..
Tuan, kami bukan ahli tafsir realita tapi kami mencoba beruji meski segelintir..
Tuan………

Selasa, 22 Oktober 2013

Kardus Emperium

Salam satir sarkazme..
pagi tercinta serupa sais-sais kuda tanpa pelana, berlari berkejaran pada medan kasar berkerikil, kadang halus ditemui aspal menghampar meski di tiap sisi kadang berlobang, kadang mulus namun licin mengajak bersenda gurau dengan plesetan aspal..
asap, ya kendaraan yg mulai pongah bersinkan polusi, pohon-pohon yg tak riang menghembuskan kesejukan lagi, lalu lalang kuda-kuda besi dan kerbau-kerbau baja membajak tiap jengkal paviliun kendaraan..
Sudahkah anda melihat seorang Ibu mengais zubalah dan sampah-sampah tanpa mengindahkan sekitarnya, sudahkah anda mengajak tutur kata dengan para emblim sosialis dan lukis tubuh yg menjarikan suara lewat gitar kentrung yg kalian sapa "Anak Jalanan dan Punk"
Sudahkah anda melihat gincu dan tata rias menghias tiap jengkal bibir nun molek dari bahasa tubuh pesolek mencari biang nafsu, Sudahkah anda merajuk bingung melihat sekumpulan orang bebas bergelak tawa dengan berbotol-botol air nista yg kita namakan sebagai air pencipta solusi padahal
itu adalah raksa yg tak bisa kita kira visumnya, sudahkah anda temui perajin sujud yg masih bertafakur sendiri di pojokan langgar atau musholla, perapal aji mantra yg bermandikan kebul dari cerobong pedupaan di altar pemujaan,?
Saksi-saksi bisu petani yg terjerat Pupuk Bersubdi Pemerintah Bahan dalam pengawasan koruptor, keluarga sangat sangat sederhana yg tak bisa lagi merasakan lezatnya tempe, para beruang yg hanya bisa menyaksikan tiap bernamij dari kendaraan mereka yg teduh menahan keringat..
Penyalur pendidikan yg terdikotomi oleh lisensi pegawai negeri sipil, aparatur yg tak sedikit menjadikan kesempatan dalam kesempitan untuk menyumpal pundi-pundi timbunan kesejahteraan dengan dalih perpajakan..
Penyamun taktik yg bernamakan politisi yg hanya sibuk memproklamirkan siapa yg hebat , beramanat dan kuat berdebat. Sudahkah anda melihat reklame dan slogan mengatasnamakan kepedulian rakyat yg berlogokan parpol seraya berujar ibarat pemimpin tahan tampol dengan kenyataan kinerja yg mungkin nol.
Saat rakyat menangis menyayat sanubari, merekalah yg sefardhunya untuk singsingkan lengan baju berjabat erat mengangkat kesengsaraan dan bukan menjabat atas label Permusyawaratan Rakyat.
Susah bukan kurun zaman membedakan pola pikir kesukuan, keagamaan, fanatis klanisme, kita adalah kita, satu kata : Bersatu !!!!
Karena kita ada, karena kita mampu berfikir untuk ada..

Kita lahir dari palagan-palagan jalanan..
Kita lahir untuk Bumi Pertiwi yg tak lagi sebagai Belaian Harapan, karena Ibu Negara yg tak lagi sanggup menahan lisan untuk melayinkan makna..
kita terbidani oleh suaka hukum kedaulatan ditangan rakyat dalam kongsi suap demi disejajarkan dengan para Human Macro..
Lantas, sudihkah sekiranya kita berdiam menahan kalam? Kita jawab : Tidak !!!!..
Negara ini serupa sajadah yg kita wasilahkan untuk mencari bahjah, namun ada najis yg menodai hamparan tersebut..
Tak kita sentuh namun kita butuh, tak kita kejar namun kita harus ada ghiroh untuk sejajar..
Kita adalah rakyat, kita adalah suara terkuat, suara-suara yg disalah-tafsirkan oleh mereka.
Kita adalah warga, kita adalah tentara, tentara-tentara yg masuk peleton sepeda onthel, pencari rumput, penggembala ternak, petani bawang, tukang jahit, loker korang, Raja Rumah Kardus, penikmat hotel bawah jembatan, pedagang asongan, penggiat rakyat dan mahasiswa.
Kita adalah senjata, senjata yg mengeluarkan beribu-ribu peluru yg akan memilah siapa yg benar dan siapa yg salah..

Mati satu bersinergi generasi yg akan tumbuh seribu..
Karena kita adalah kita, satu kata : Bersatu !!!!
Tak ada haluan kanan atau kiri, tak ada harakiri untuk Negeri, tak ada falsafah jumud yg merancukan ideologi kesatuan..
Kita adalah kita, satu kata : Bersatu !!!!
ini negara kita, negara yg kalian baca tanpa tanda baca, negara yg dihuni oleh manusia bermuka dua, negara yg rungsing menjingjing anjing-anjing makelar hukum berijazah..
ini negara kita, negara yg kalian akrab dengan tumpah darah, darah para pejuang yg mengukur waktu dengan pekik : Merdeka atau Mati !!!!
ini negara kita, negara yg mengira suara-suara rakyat bisa dibungkam, dihilangkan dan diredam, namun suara-suara yg mengaum lantang dibawah panji demokrasi..
ini negara kita, negara yg bertumpuk-tumpuk kasus tak henti memberangus meja Hijau sana, yg adil goyah, dan yg labih merasa sejahtera..
ini negara kita, negara yg berleha-leha membumikan amanat, tak mendengar tiap hujat, ibarat batu yg bisu dan tuli sebagai saksi kilas pergerakan bangsa..
Kita adalah serupa sajak-sajak pemberontak yg tak digul pada segmen trugul..
Bukan perang, bukan pemberontakan tapi ini adalah wacana, wacana yg tak bisa digali oleh berkas kertas berharga dan nilai tukar yg semakin dijajah..
Kita adalah serupa sajak-sajak pemberontakan yg dihilangkan oleh oknum, sajak yg mengajak melantangkan suara bergema pada Gedung-gedung pencakar langit..
Bukan demonstran, bukan shaf-shaf suara mahasiswa yg nyaring dengan megaphone, melantangkan aksi-aksi menyusuri garis jalan demokrasi yg sulit..
Kita adalah kata, kata yg menyapa tiap jeruji-jeruji besi diisi oleh korban-korban demokrasi yg mencoba melantangkan suara demi aspirasi rakyat..
Kita adalah kita, satu kata : Bersatu !!!!

Minggu, 11 Agustus 2013

Animonia Genderia

Kemiskinan tak memupus gairah literasi. 
Makna diri sebagai perempuan tak meruntuhkan etos sastra. 
Kehadiran diri sebagai pengisah hidup justru membuat pengabdian sastra mirip takdir. Luka, airmata, doa, keringat, mimpi, lelah, sesalan memang melumuri diri tapi memberi basis mentalitas untuk bersetia mengolah kisah.  Hidup pun bertaburan kisah dan bergelimang makna. Lantas apa yang miskin? miskin jati diri dan miskin rasa malu...


Serupa bungkus atau kantong kresek yg terjajakan diantara rautan dan tautan sampah tanpa ada yg memungut..
Kita tengok pada masa darah, harga diri dan semangat diperjuangkan..
Dewi Sartika berangkat untuk mempelopori pendidikan wanita..
Maria Walanda Maramis yang tegar dan kokoh melawan tindak tanduk kematian demi harkat martabat wanita..
Hingga Marsinah yang berjuang tanpa takut maut menjemput..

Lantas kita bermuhasabah, akankah sosok wanita yg menjadi citra indung generasi masa depan akan hancur ditikam belati hedonisme berantah logika mengaitkan tiap jengkal paha demi mendapatkan akreditasi "Anda elok dan cantik"? Djenar Maesa Ayu memposisikan wanita sebagai aset utama pembangun bangsa..

Ktika pertempuran Kadhesiana, Ramses tunduk dengan perintah wanita..
Semua bertumpu pada wanita, tapi kemana gerangan srikandi-srikandi yang tau etika sekarang?
Tak sedikit yang dilema mahkota binasa karna sebuah helaan nafas cinta..

Sudah saatnya kembali pada tatanan utama wanita, tak harus tertikam oleh emansipasi, krna adanya wanita adalah pelengkap relung kehidupan lelaki, bukan sebagai candu..

Berperangailah yg elok dengan batasan-batasan hukum langit..
Srikandi akan kembali ke medan laga dengan taji dan panji etika..